TEORI PSIKOSEKSUAL DAN PSIKOSOSIAL

Share:
TEORI PSIKOSEKSUAL DAN PSIKOSOSIAL

Abstrak

Seperti yang telah diketahui bersama, Teori Psikoseksual yang dipelopori oleh Sigmund Freud serta Teori Psikososial yang dipelopori oleh Erik H. Erikson, bersumber dari satu aliran Psikologi yakni aliran Psikoanalisa ( Psikoanalitis ) yang dikenalkan oleh Sigmund Freud. Setelah itu Sigmund Freud kembali mengembangkan Teori tersebut menjadi sebuah teori yang dapat digunakan sebagai prinsip-prinsip dasar yang dapat menjelaskan proses dalam perkembangan manusia, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Teori Psikoseksual..

Kata-kata kunci: Psikoseksual, Psikososiali.

Pendahuluan
Perkembangan anak terjadi dari masa prenatal hingga akhir hidupnya. Akan tetapi  perkembangan paling optimal terjadi pada tahun-tahun awal pertumbuhan anak. Suatu  perkembangan yang baik juga dipengaruhi oleh faktor pendukung yang baik. Masa infancy suatu perkembangan dapat dilihat dari hal-hal kecil yang bayi lakukan seperti tangisan bayi yang mengekspresikan banyak hal. Sedangkan dalam masa toddlerhood  perkembangan anak dapat terlihat dengan lebih jelas. Dan dalam makalah ini hal-hal tersebut akan dibaha secara lebih lanjut.
Pada dasarnya setiap individu pasti mengalami suatu perkembangan. Dimana  perkembangan tersebut terjadi dalam beberapa aspek, mulai dari kognitif hingga  pikososialnya. Psikososial juga berkaitan dengan emosi anak dalam berperilaku. Sehingga dengan mengetahui perkembangan anak dalam segi psikososial kita dapat merespon dan memahami perilaku anak dengan baik.

Pembahasan
Menurut Sigmund Freud (1856-1939) fase-fase perkembangan individu didorong oleh energi psikis yang disebut libido. Libido ini merupakan energi yang bersifat seksual (diartikan secara luas sebagi dorongan kehidupan) dan sudah ada sejak bayi. Setiap tahap perkembangan ditandai dengan berfungsinya dengan dorongan-dorongan tersebut pada daerah tubuh tertentu. Sejalan dengan perkembangan psikoseksual, berkembang  pula struktur kepribadian id, ego, dan superego.
Tahapan Psikoseksual ( Sigmund Freud ) Fase Oral (0 – 1 Tahun) Sumber kenikmatan utama bayi melibatkan aktifitas berorientasi mulut, seperti menelan (makan, minum ) dan menghisap ( menyusu, memasukkan jari-jari tanagn ke mulut ). Fase Anal (1 – 3 Tahun) Anak mendapatkan kepusan seksual dengan menahan atau melepaskan feces. Zona kepuasnnya adalh daerah anal dan toilet training merupakan aktivitas penting. Fase Falik (3 – 6 Tahun) Anak menjadi lengket dengan ornag tua dari jenis kelamin berlainan dan kemudian mengidentifikasinya dengan orang tua berjenis kelamin sama. Superego berkembang. Zona kepuasannya bergeser ke daerah genital. Periode Laten (6 – 12 Tahun) Masa yang relative tenang diantara tahapan-tahapan yang lebih bergelora. Fase Genital (12 Tahun ke atas) Kemunculan kembali dorongan seksual tahap falik, disalurkan kepada kematangan seksualitas masa dewasa.

Perkembangan psikososial adalah tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologis, perkembangan psikososial juga berhubungan dengan perubahan-perubahan  perasaan atau emosi dan kepribadian serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain.
Tahapan Psikososial (Erik Erikson) Kepercayaan dasar VS Ketidakpercayaan (lahir hingga 12–18 Bulan ) Bayi mengembangkan perasaan bahwa dunia merupakan tempat yang baik dan aman. Hikmah : Harapan. Autonomi (Kemandirian) VS Rasa malu dan ragu (12–18 Bulan hingga 3 Tahun) Anak mengembangkan keseimbangan independen dan kepuasan diri terhadap rasa malu dan keraguan. Hikmah : Kehendak. Inisiatif VS Rasa bersalah (3 hingga 6 Tahun) Anak mengembangkan inisiatif ketika mencoba aktifitas baru dan tidak terlalu terbebani oleh rasa bersalah. Hikmah : Tujuan. Industri VS Inferioritas (6 – 12 Tahun ) Anak harus belajar keterampilan budaya atau menghadapi perasaan tidak kompeten. Hikmah : Keterampilan. Identitas VS Kekacauan Identitas (Mulai 12 Tahun) Remaja harus menentukan pemnahaman akan diri sendiri ( “Siapakah saya ini ?” ) atau merasakan kekacauan peran. Hikmah : Loyalitas / Dapat dipercaya. Intimasi VS Isolasi (18–40 Tahun) Individu mencoba membuat komitmet dengan orang lain; apabila tidak sukses, maka dia akan menderita isolasi dan pemisahan diri. Hikmah : Cinta. Produktivitas VS Stagnasi (40 – 60 Tahun ) Perhatian orang dewasa yang sudah matang adalah membangun dan membimbing generasi selanjutnya atau merasa tidak percaya diri. Hikmah : Rasa peduli.  Integritas Ego VS Putus asa (60 Tahun ke atas) Individu yang lebih tua mendapatkan penerimaan terhadap hidup, membuatnya dapat menerima kematian, atau sebaliknya putus asa atas ketidakmampuannya menghidupkan kembali hidupnya. Hikmah : Kebijaksanaan.

Penutup
Teori Psikoseksual menggunakan landasam pemikiran yaitu perkembangan individu dari energi psikis, berupa libido yang bersifat seksual, sedangkan landasan pemikiran Teori Psikososial menggunakan pengaruh–pengaruh yang ditimbulkan oleh masyarakat serta kebudayaan (kultur) terhadap perkembangan kepribadian.
Teori Psikoseksual menyatakan bahwa pengalaman di awal masa kanak–kanak membentuk kepribadian secara permanen (sementara waktu), sedangkan Teori Psikososial menyatakan bahwa perkembangan ego bersifat seumur hidup.
Teori Psikoseksual menggunakan fase–fase kenikmatan seksual sebagai penentu tahapan perkembangannya, sementara Teori Psikososial menggunakan Fase saling kontra (berlawanan) untuk menggambarkan setiap tahap dalam perkembangannya.
Teori Psikososial dari Erikson lebih meyakinkan dalam hal penekanannya terhadap nilai penting pengaruh sosial dan kebudayaan juga menyangkut perkembangan setelah masa remaja, dibandingkan dengan Teori Psikoseksual dari Freud.
Teori Psikoseksual menyatakan bahwa penyebab dari perubahan yang terjadi pada setiap fasenya, dipengaruhi oleh faktior bawaan yang dimodifikasi oleh pengamatan, sedangkan Teori Psikososial menyatakan bahwa penyebab dari perubahan yang terjadi pada setiap fasenya adalah dipengaruhi oleh interaksi antara faktor bawaan dan pengalaman.
Pada Teori Psikoseksual, keagresifan individu dikatakan lebih rendah dibandingkan dengan Teori Psikososial yang cenderung bersifat lebih aktif, didalam pelaksanaannya.
Teori Psikoseksual membagi tahapannya ke dalam 5 Fase, sedangkan Teori Psikososial membaginya kedalam 8 Fase tahap perkembangan manusia yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan Teori Psikoseksual..

Daftar Rujukan
Pressley, M. & McCormick, C. B. 2007. Child and Adolescent Development for Educators. New York: The Guilford Press.
Papalia,Diane E. ,Sally Wendkos Old, Ruth Duskin Feldman, 2008, Human Development, Jakarta : Penerbit Kencana.





Semoga Bermanfaat salam : Arif Andrian

No comments