Kata
Pengantar
Puji syukur
kepada Allah SWT, yang telah menciptakan manusia dan alam seisinya untuk
makhluknya serta mengajari manusia tentang al-qur’an dan kandungannya,
yang dengan akal pikiran sebagai potensi dasar bagi manusia untuk menimbang
sesuatu itu baik atau buruk, menciptakan hati nurani sebagai pengontrol
dalam tindak tanduk, yang telah menciptakan fisik dalam
sebagus bagusnya rupa untuk mengekspresikan amal ibadah kita
kepada-Nya. Segala pujibagi Allah sang Maha Kuasa pemberi hidayah, yang semua jiwa
dalam genggaman-Nya, kasih kaming-Mu mulia tak terperi. Rahman dan
Rahim-Nya telah menyertai kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Sholawat
bermutiarakan salam senantiasa kita haturkan kepada revolusionar muslim
sejati baginda Muhammad SAW, serta para sahabatnya yang telah membebaskan
umat manusia dari lembah kemusyrikan dan kejahiliyahan menuju alam yang
bersaratkan nilai-nilai tauhid dan bertaburan cahaya ilmu pengetahuan dan
kebenaran. Dalam makalah ini, penulis berupaya semaksimal
mungkin menyajikan makalah dalam bentuk yang mudah dibaca. Namun,
penulismenyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Tiada yang
dapat kami ucapkan sebagai balas budi kami selain untaian ucapan terima
kasih dan doa, agar semua amal kebaikan selama ini penuh dengan
iringan rahmat dan ridho Allah SWT. Sehingga dicatat sebagai amalan
makbulan’indallah. Amin. Kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan semuanya, khususnya bagi penulis sendiri.
Malang, 19 Oktober 2015
Penulis
Daftar Isi
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
A. Pengertian
Sistem............................................................................................... 2
B. Pendidikan sebagai sebuah Sistem..................................................................... 3
C. Komponen Sistem
Pendidikan .......................................................................... 3
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 7
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 7
B. Saran .................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris
serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi
tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Sistem
pendidikan Indonesia yang telah di bagun dari dulu sampai sekarang ini,
teryata masih belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan global
untuk masa yang akan datang, Program pemerataan dan peningkatan kulitas pendidikan
yang selama ini menjadi fokus pembinaan masih menjadi masalah yang menonjol
dalam dunia pendidikan di Indonesia ini.
Sementara itu
jumlah penduduk usia pendidikan dasar yang berada di luar dari sistem
pendidikan nasional ini masih sangatlah banyak jumlahnya, dunia pendidikan kita
masih berhadapan dengan berbagai masalah internal yang mendasar dan bersifat
komplek, selain itu pula bangsa Indonesia ini masih menghadapi sejumlah
problematika yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan mendasar sampai
pendidikan tinggi.
Kualitas
pendidikan di Indonesia masih jauh yang di harapkan, oleh karena itu upaya
untuk membagun SDM yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral
dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang gampang, di butuhkanya partisipasi
yang strategis dari berbagai komponen yaitu : Pendidikan awal di keluarga ,
Kontrol efektif dari masyarakat, dan pentingnya penerapan sistem pendidikan
pendidikan yang khas dan berkualitas oleh Negara.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Sistem?
2.
Pendidikan sebagai sebuah Sistem?
3. Apa saja Komponen Sistem Pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mahasiswa
mampu memahami Pengertian Sistem.
2.
Mahasiswa mampu memahami Pendidikan
sebagai sebuah Sistem.
3.
Mahasiswa mampu memahami Komponen Sistem
Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengetian Sistem
Sistem berasal bari bahasa Yunani,
yakni systema yang berarti sehimpunan
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu
keseluruhan . Istilah sistem merupakan suatu konsep yang bersifat abstrak.
Sistem dapat diartikan sebagai seperangkat komponen atau unsur-unsur yang
saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan.
Zahara Idris (1987) mengemukakan
bahwa sistem adalah kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau
elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan
fungsional yang teratur, tidak acak, dan saling membantu untuk mencapai suatu
hasil (produk). Sistem dapat pula diartikan sebagai suatu himpunan atau
perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan
yang kompleks atau utuh (Amirin: 1992). Mc. Ashan (1983) mendefinisikan sistem
sebagai suatu strategi yang menyeluruh atau terencana dikomposisi oleh suatu
set elemen yang harmonis, mempresentasikan kesatuan unit, masing-masing
mempunyai tujuan sendiri yang semuanya berkaitan terurut dalam bentuk yang
logis. Sementara itu Immegart (1772) menyatakan bahwa esensi sistem merupakan
suatu keseluruhan yang memiliki bagian-bagian yang tersusun secara sistematis,
bagian-bagian itu berelasi antara yang satu dengan yang lain, serta peduli
terhadap konteks lingkungannya.
Sebuah sistem memiliki struktur yang
teratur. Sistem memiliki beberapa sub sistem, sub sistem dapat terdiri dari
beberapa sub-sub-sistem, sub-sub-sistem dapat memiliki sub-sub-sub-sistem, dan
seterusnya hingga sampai pada bagian yang tidak dapat dibagi lagi yang disebut
komponen atau elemen. Komponen dapat pula berupa suatu sistem yang menjadi
bagian dari sistem yang berada di atasnya. Komponen-komponen itu mempunyai
fungsi masing-masing (fungsi yang berbeda-beda) dan satu sama lain saling
berkaitan sehingga merupakan suatu kesatuan yang hidup. Dengan kata lain, semua
komponen itu saling berinteraksi dan saling mempengaruhi hingga membentuk
sebuah sistem. Tiap-tiap komponen, baik yang berupa sistem maupun yang berupa
komponen yang tidak dapat dibagi-bagi lagi, kesemuanya menjalankan fungsinya
masing-masing namun saling berkaitan atau saling berinteraksi satu sama lain
sehingga merupakan suatu kesatuan yang hidup.
Berdasarkan uraian diatas dapat
dikemukakan ciri-ciri umum suatu sistem sebagai berikut:
1. Sitem merupakan satu kesatuan yang terstruktur.
2. Sistem memiliki bagian-bagian yang
tersusun sistematis dan berhierarki.
3. Bagian-bagian sistem itu berelasi
antara satu dengan lainnya (holistic).
4. Tiap-tiap bagian system mempunyai
fungsi tertentu dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi struktur, yaitu
mencapai tujuan sistem.
B.
Pendidikan sebagai sebuah Sistem
Kata pendidikan
berasal dari kata “Pedagogi”, kata
tersebut berasal dari bahasa yunani kuno, yang jika dieja menjadi dua kata
yaitu “Paid” yang artinya anak dan “Agagos” yang
artinya membimbing. Dengan demikian Pendidikan bisa di artikan sebagai usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar
agar para pelajar di didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya
yang diperlukan untuk dirinya dan masyarakat.
Jadi, bisa di simpulkan bahwa pendidikan sebagai suatu sistem adalah suatu komponen yang saling berhubungan secara teratur dalam proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secara
aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya yang diperlukan untuk dirinya
sendiri dan masyarakat.
Pendidikan merupakan suatu usaha
untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unusur
pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil
usaha. Hubungan ketiga unsur itu dapat digambarkan sebagai berikut Proses Pendidikan
Sebagai Suatu Sistem
Masukan usaha pendidikan ialah
peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta didik itu
(antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani,). Dalam proses
pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah,
buku, metode mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi
hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah
selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu. Dalam rangka yang lebih
besar, hasil proses pendidikan dapat berupa lulusan dari lembaga pendidikan
(sekolah) tertentu. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa, “Pendidikan merupakan
suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta
didik, pengelola pendidikan, struktur/jenjang.
C.
Komponen Sistem Pendidikan
Komponen merupakan bagian dari suatu
sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan
berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen
pendidikan berarti bagian-bagian dari
sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan
tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa untuk berlangsungnya
proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut. Komponen-komponen
yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya proses
mendidik terdiri dari 7 komponen, yaitu :
1.
Tujuan Pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar
tentu berarah pada tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang
bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan
pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang normative dan praktis.
a.
Ilmu pengetahuan normatif
Sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu pendidikan merumuskan
kaidah-kaidah, norma-norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya
dilaksanakan oleh manusia.
b.
Ilmu pengetahuan praktis
Tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah
menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada
dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam
suatu masyarakat.
Tujuan umum pendidikan tergantung pada nilai-nilai atau
pandangan hidup tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai tingkah laku manusia
akan menjiwai tingkah laku pendidikan dan sekaligus akan menentukan tujuan
pendidikan manusia.
2.
Peserta Didik
Peserta didik sangat menunjang dalam proses pendidikan,
dengan perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia
sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu
orang mengansumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah,
maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa.
3.
Pendidik
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah
pendidik. Terdapat beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai
gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada pendidik di sekolah saja. Ditinjau
dari lembaga pendidikan muncullah beberapa individu yang tergolong pada
pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai
pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun
nonformal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal
tersebut yang termasuk kategori pendidik adalah sebagai berikut :
a.
Orang Dewasa
Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum
kepribadian orang dewasa, sebagaimana dikemukakan oleh syaifullah yaitu,
manusia yang memiliki pandangan hidup yang pasti dan tetap, manusia yang telah
memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu termasuk cita-cita untuk
mendidik.
b.
Orang Tua
Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik
yang kodrati dalam lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai pendidik
utama dan yang pertama yang berlandaskan pada hubungan cinta kasih bagi
keluarga atau anak yang lahir di lingkungan keluarga mereka. Kedudukan orang
tua sebagai pendidik sudah berlangsung lama, bahkan sebelum ada orang yang
memikirkan tentang pendidikan.
c.
Pendidik di Sekolah
Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara langsung
maupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk
melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik harus
memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan.
Persyaratan pribadi didasarkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari
tingkah laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan emosional.
Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik
yang berhubungan dengan pesan yang ingin disampaikan maupun cara penyampainnya
dan memiliki filsafat pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
d.
Pemimpin Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan
Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan
pada aktifitas pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada
anggota yang dipimpin. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik tampak pada
aktifitas pembinaan atau pengembangan sifat kerokhanian manusia, yang
didasarkan pada nilai-nilai keagamaan.
4.
Metode Pendidikan
Dalam interaksi pendidikan tidak terlepas dari metode
atau bagaimana pendidikan dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan
dalam mendidik, yaitu :
a.
Metode Diktatoral
Metode ini bersumber dari teori empiris yang menyatakan
bahwa perkembangan manusia semata-mat ditentukan oleh faktor luar manusia.
Metode ini menimbulkan sikap dictator dan otoriter, pendidik yang menentukan
segalanya.
b.
Metode Liberal
Bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat
bahwa perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari
dalam yang secara wajar ada pada diri manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap
bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan anak.
Membiarkan anak berkembang sesuai dengan kodratnya secara bebas.
c.
Metode Demokratis
Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan bahwa
perkembangan manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar.
Didalam perkembangan anak kita tidak boleh bersifat menguasai anak, tetapi
harus bersifat membimbing perkembangan anak. Disini tampak bahwa pendidik dan
anak didik sama-sama penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan.
5.
Isi Pendidikan/Materi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan
pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta
didik isi/materi yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan
formal.Macam-macam pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama,
pendidikan social, pendidikan keterampilan, pendidikan jasmani dll.
6.
Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau
kebudayaan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala
kebudayaan, yang tidak membatasi pendidikan pada sekolah saja. Dalam artian
yang sederhana lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di
sekeliling anak didik dan komponen-komponen pendidikan yang lain.
7.
Alat dan Fasilitas Pendidikan
Alat dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam
proses pendidikan, dengan adanya fasilitas-fasilitas pendidikan maka proses
pendidikan akan berjalan dengan lancar sehingga
tujuan pendidikan akan mudah dicapai. Misalnya laboratorium lengkap dengan alat-alat percobaannya, internet,
dll.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar Pustaka
Amirin, Tatang M., 1992, Pokok-pokok Teori Sistem, Jakarta:
Rajawali Pers.
Idris,
Zahara dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar
Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana.
Immegart,
Glenn L dan Francis J. Pilecki, 1972, An
Intoduction to Systems for to Educational Administrator, California:
Addison Wesley Publishing Company.
Mc.
Ashan, H.H., 1983, Comprehensive Planning
for School Administrations, USA: Advocate Publishing Group.
Tirtarahardja,
Umar dan. S.L. La Sulo, 2005. “Pengantar
Pendidikan”, Penerbit Rineksa Cipta Jakarta.
Semoga Bermanfaat salam : Arif Andrian
No comments