DASAR
BIOLOGIS BAHASA
Abstrak
Setiap
insan memiliki potensi yang sama untuk menguasai bahasa. Proses dan sifat
penguasaan bahasa setiap orang berlangsung dinamis dan melalui tahapan
berjenjang. Manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui
bahasa tangis. Seorang bayi melatih bahasa tersebut dengan mengkomunikasikan
segala kebutuhan dan keinginannya. Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta
kematangan jasmani terutama yang berkaitan dengan proses bicara, komunikasi
tersebut makin meningkat dan meluas, Misalnya, dengan orang di sekitarnya,
lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat
dengannya.
Kata-kata kunci: Bahasa,
proses bicara, komunikasi
Pendahuluan
Pada masa anak-anak perkembangan bahasa
sangatlah penting. Perkembangan bahasa pada anak-anak sangat penting karena
anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya (social skill) melalui berbahasa.
Keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan
kemampuan berbahasa. Melalui bahasa, anak dapat mengekspresikan pikirannya
menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh
anak dan menciptakan suatu hubungan sosial.
Pada saatnya anak akan dapat berkembang
dan tumbuh menjadi pribadi yang bahagia karena dengan mulai berkomunikasi
dengan lingkungan, bersedia mcmberi dan menerima segala sesuatu yang terjadi di
lingkungannya. Proses perkembangan tersebut melalui berbagai tahapan-tahapan
perkembangan bahasa anak, mulai kanak-kanak sampai dengan penguasaan usia
sekolah. Dalam tahapan penguasaan bahasa inilah peran orang tua sebagai orang
terdekat sangat dibutuhkan. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan
perkernbangan tersebut, sebab pada masa ini sangat menentukan prosesseorang
anak dalam bersosialisasi maupun belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan
memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan
sebagainya.
Pembahasan
Bahasa merupakan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan
manusia dengan hewan. Bahasa erat kaitannya dengan perekembangan berfikir
individu. Perkembangan berfikir individu tampak dalam perkembangan bahasanya
yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat dan menarik kesimpulan.
Menurut pendapat Soenyono Darjowidjojo (Tarigan dkk.,1998) bahwa pemerolehan
bahasa anak itu tidaklah tiba-tiba atau sekaligus, tetapi bertahap. Kemajuan
kemampuan berbahasa mereka berjalan seiring dengan perkembangan fisik, mental,
intelektual, dan sosialnya. Oleh karena itu, perkembangan bahasa anak ditandai
oleh suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi-bunyi atau ucapan yang
sederhana menuju tuturan yang lebih kompleks. Perkembangan bahasa anak itu
dipengaruhi oleh bakat bawaan, lingkungan
atau faktor lain yang menunjang, yaitu perkembangan fisik dan intelektual.
Kemampuan berbahasa sangat penting bagi
anak-anak karena anak-anak akan dapat mengembangkan kemampuan sosialnya melalui
berbahasa. Keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan
penguasaan kemampuan berbahasa. Melalui bahasa, anak dapat mengekspresikan
pikiran, sehingga orang lain memahaminya dan menciptakan suatu hubungan sosial.
Jadi, tidaklah mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator
kesuksesan seorang anak.
Menurut Chomsky (1965) bahasa hanya
dapat dikuasai oleh manusia, Binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasa
manusia. Pendapat ini didasarkan pada asumsi. Pertama,perilaku bahasa adalah
sesuattu yang diturunkan (genetik); pola perkembangan bahasa adalah sama pada
semua macam bahasa dan budaya (merupakan sesuatu yang universal); dan
lingkungan hanya memiliki peran kecil di dalan proses pematangan bahasa. Kedua,
bahasa dapat dikuasai dalam waktu singkat, anak berusia empat tahun sudah dapat
berbicara mirip dengan orang dewasa. Ketiga, lingkungan bahasa si anak tidak
dapat menyediakan data secukupnya bagi penguasaan tata bahasa yang rumit dari
orang dewasa.
Menurut Chomsky, seorang anak dibekali
“alat pemerolehan bahasa” (language acquisition device (LAD). Alat yang
merupakan pemberian biologis yang sudah diprogramkan untuk merinci butir-butir
yang mungkin dari suatu tat bahasa, dan dianggap sebagai bagian fisiologis dari
otak yang khususuntuk memproses bahasa, yang tidak punya kaitannya dengan
kemempuan kognitif lainnya.
Studi tentang hubungan bahasa-otak sudah
ada semenjak orang Mesir kuno pertama kali menemukan afasia, kita telah
mempelajari banyak mengenai otak dan mengenai bahasa. Tetapi walaupun kita
telah memperoleh banyak fakta, sebuah perhitungan yang padu mengenai hubungan
antara dua area kepentingan masih menghindari kita. Kebanyakan setiap aspek
dari keterlibatan otak dalam bahasa masih memunculkan argumen yang panas. Kita
seharusnya tidak merasakan hal ini terlalu mengejutkan, karena kita telah
melihat banyak bukti bahwasanya proses yang terlibat dalam performa berikut
sebagai pemahaman dan menghasilkan ujaran sangat kompleks. Dan biasanya yang
tampak pada otak manusia adalah kekomplekannya. Menemukan hubungan antara
seperangkat kompleksitas dan yang lainnya sangatlah sulit.
Proses Perkembangan Bahasa Anak (1.) Fonologi
Anak menggunakan bunyi-bunyi yang telah dipelajarinya dengan bunyi-bunyi
yang belum dipelajari, misalnya menggantikan bunyi /l/ yang sudah dipelajari
dengan bunyi /r/ yang belum dipelajari. Pada akhir periode berceloteh, anak
sudah mampu mengendalikan intonasi, modulasi nada, dan kontur bahasa yang
dipelajarinya. (2.) Morfologi Pada usia 3 tahun anak sudah membentuk
beberapa morfem yang menunjukkan fungsi gramatikal nomina dan verba yang
digunakan. Kesalahan gramatika sering terjadi pada tahap ini karena anak masih
berusaha mengatakan apa yang ingin dia sampaikan. Anak terus memperbaiki
bahasanya sampai usia sepuluh tahun. (3.)
Sintaksis Alamsyah (2007:21) menyebutkan
bahwa anak-anak mengembangkan tingkat gramatikal kalimat yang dihasilkan
melalui beberapa tahap, yaitu melalui peniruan, melalui penggolongan morfem,
dan melalui penyusunan dengan cara menempatkan kata-kata secara bersama-sama
untuk membentuk kalimat. (4.)
Semantik Anak menggunakan kata-kata
tertentu berdasarkan kesamaan gerak, ukuran, dan bentuk. Misalnya, anak sudah
mengetahui makna kata jam. Awalnya anak hanya mengacu pada jam tangan orang
tuanya, namun kemudian dia memakai kata tersebut untuk semua jenis jam. (5.)
Tahap Pralinguistik(Masa Meraban)
Pada tahap ini, bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan anak belumlah bermakna.
Bunyi – bunyi itu memang telah menyerupai vocal atau konsonan tertentu. Akan
tetapi secara keseluruhan bunyi tersebut tidak mengacu pada kata dan makna
tertentu. Tahap pralinguistik merupakan tahap perkembangan bahasa anak yang
dialami oleh anak yang berusia 0-1 tahun.
Penutup
Bahasa
merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan
faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa erat kaitannya
dengan perekembangan berfikir individu. Perkembangan berfikir individu tampak
dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun
pendapat dan menarik kesimpulan. Sedangkan, perkembangan merupakan suatu proses
yang pasti dialami setiap individu, perkembangan ini adalah bersifat kualitatif
dan berhubungan dengan kematangan serta sistematis. Perkembangan bahasa pada
anak sangatlah penting karena melalui bahasa, anak dapat mengekspresikan
pikiran, sehingga orang lain memahaminya dan menciptakan suatu hubungan sosial.
Jadi, tidaklah mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator
kesuksesan seorang anak.
Kemampuan
bahasa asing menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat saat ini. Fenomena ini
dikaitkan dengan era globalisasi yang terjadi di setiap negara di dunia.
Globalisasi yang identik dengan tidak ada batasan bagi negara-negara di dunia
menuntut suatu bahasa komunikasi universal. Saat ini bahasa yang dijadiakn
bahasa universal di dunia adalah bahasa Inggris. Kemampuan berbahasa asing,
terutama bahasa inggris, dijadikan prasyarat kesuksesan bagi seseorang di masa
depan. Anggapan di masyarakat menyatakan bahwa orang yang mahir berbahasa asing
akan lebih diterima di dunia kerja. Asumsi ini membuat berbagai institusi
pendidikan menyediakan pendidikan bahasa asing bagi perkembangan bahasa anak,
termasuk menyediakan program bilingual.
Bilingual
berarti mampu menggunakan dua bahasa dengan baik. Sekolah yang menyediakan
program bilingual berarti menggunakan dua bahasa di dalam kegiatan
pendidikannya. Bahasa yang sering
digunakan pada sekolah bilingual di Indonesia adalah Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris. Dengan menerapkan konsep bilingual pihak sekolah dan orang tua
mengharapkan anak dapat lebih mahir dan menguasai bahasa asing terutama bahasa
Inggris. Saat ini sekolah-sekolah di Indonesia mulai menerapkan program
bilingual sebagai program pengembangan bahasa pelajar. Program ini berada di
tingkat SD, SMP, dan SMA dengan fokus meningkatkan kemampuan bahasa Inggris
pada anak.
Daftar
Rujukan
Alamsyah,
Teuku. 1997. Pemerolehan Bahasa Kedua (Second Language Acqusition). Diktat
Kuliah Program S-2. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
C.K,
Angela Wika. Peran Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia Dalam Pendidikan
Bilingual : www.ayahbunda.co.id (12 Desember 2009)
Pressley,
M. & McCormick, C. B. 2007. Child and
Adolescent Development for Educators. New York: The Guilford Press.
Tarigan
dkk., Djago dkk. 1998. Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud.
Semoga Bermanfaat salam : Arif Andrian
No comments