A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Salah
satu bentuk pengakuan atas ide, pendapat orang lain dalam sebuah karya tulis
adalah dengan menuliskan sumber rujukan yang secara nyata kita gunakan. Hal ini
merupukan kejujuran intelektual yang sudah semestinya kita junjung dan jaga
sehingga menjadi iklim dan budaya yang berkembang dalam dunia akademis. Tulisan
ini menguraikan hal-hal yang terkait tentang bagaimana kita melakukan pengakuan
atas ide/gagasan orang lain yang kita rujuk dalam tulisan kita.
Bagian
dari upaya untuk menghindari plagiarisme adalah dengan memahami berbagai model
sitasi, cara membuat sitasi (kutipan) dan menuliskan daftar pustaka.
Pengetahuan ini penting, ketika kita akan membuat suatu karya ilmiah.
Menuliskan sitasi (kutipan) merupakan bentuk pengakuan terhadap pengarang,
karena ide, gagasan, pendapat atau bahkan teorinya telah kita gunakan, untuk
mendukung atau melengkapi pendapat, ide kita dalam sebuah karya tertentu. Ketika
iklim dan budaya saling mensitir dengan berkomitmen pada kejujuran intelektual
dapat terus dikembangkan dan dijaga, maka tidak ada lagi kekhawatiran akan
adanya tindakan plagiat.
2. Tujuan
a. Mengetahui Ketentuan
Mengenai Pengutipan
b. Mengetahui Beberapa Model
Sitasi
c.
Mengetahui Format Sitasi dalam Daftar Pustaka
B. PEMBAHASAN
Ketentuan Mengenai Pengutipan
1.
Mengutip Langsung.
Mengutip langsung dapat dilakukan dengan menggunakan tanda petik
dua, pada bagian kalimat atau frase yang dikutip. Perlu diperhatikan jika
melakukan kutipan langsung, sehingga kutipan langsung tersebut tidak menjadi
bagian yang dominan dalam suatu karya. Artinya karya tersebut tidak sekedar
hanya kumpulan kutipan dari berbagai sumber. Kutipan langsung dapat dilakukan
jika:
a.
Kita khawatir jika menggunakan
bahasa penulis sendiri, akan menimbulkan penafsiran yang berbeda. Misalnya
untuk perundang-undangan.
b.
Untuk mengungkapkan teori, dalil,
rumus matematika serta rumus ilmiah lain.
c.
Ayat-ayat yang bersumber dari kitab
suci atau hadist.
d.
Ingin mengomentasi gagasan, ide
dari penulis lain. Sehingga kita perlu
mengkutipnya secara langsung.
mengkutipnya secara langsung.
e.
Tidak mungkin melakukan parafrasa,
karena apa yang diungkapkan
pengarang asli, telah cukup ringkas.
pengarang asli, telah cukup ringkas.
2.
Menggunakan Parafrasa
Apa yang dimaksud parafrasa. Menurut Zulkarnaen (2012) parafrasa
yaitu menyatakan suatu kalimat atau paragraf menggunakan kalimat yang berbeda
dari kalimat asli, dengan tidak mengubah maksud. Dalam parafrasa digunakan kosa
kata yang berbeda dari kalimat aslinya. Ini merupakan bentuk pengutipan tidak
langsung. Penulisan parafrasa tidak memerlukan tanda petik, namun tetap harus
menyebutkan sumbernya. Mengapa? Karena ide/gagasan dalam kalimat atau paragraf
yang kita susun kembali tersebut, merupakan ide, gagasan penulis pertama.
Walaupun kita membuat satu kalimat yang sangat berbeda dari kalimat yang kita
gunakan untuk memparafrasa, tidak menjadikan kalimat tersebut merupakan buah
karya kita. Dapat dikatakan bahwa parafrasa merupakan suatu cara menggunakan
ide penulis lain dengan tetap menunjukkan kejujuran intelektual.
Ketrampilan membuat parafrasa ini akan sangat bermanfaat bagi
penulis, agar terhindar dari plagiarisme dan menghindari terlalu banyak
menggunakan kutipan langsung. Pembuatan parafrasa akan melatih penulis untuk
berkreasi secara redaksional, karena dituntut ketrampilan dalam merumuskan
kembali dan menuangkan dalam suatu kalimat yang berbeda. Bagaimana membuat
parafrasa,
berikut langkah-langkah membuat parafrasa, Zurkarnaen (2011):
berikut langkah-langkah membuat parafrasa, Zurkarnaen (2011):
a.
Membaca keseluruhan, cermat,
sehingga benar-benar memahami ide sumber kutipan yang akan dibuat parafrasa.
b.
Menggunakan kosa kata sendiri,
menyusun kalimat yang sesuai dengan ide gagasan sumber kutipan.
c.
Memeriksa apakah kalimat yang kita
buat sudah benar-benar berbeda dengan kalimat aslinya dan apakah sudah mencakup
seluruh ide yang tertuang dalam kalimat aslinya.
d.
Jika ada kata unik yang harus kita
kutip apa adanya, maka gunakan tanda kutip dua, seperti pada kutipan langsung.
Beberapa Model Sitasi
Model sitasi berikut ini, sebagai panduan model yang dapat dipilih
dalam penulisan sitasi dan daftar pustaka. Ada beberapa model sitasi, Baskoro
(2013):
a.
MLA (Modern Linguage Association)
ciri khas model ini adalah mengutamakan nama pengarang,
digunakan pada bidang sastra dan bahasa.
digunakan pada bidang sastra dan bahasa.
b.
APA (American Psycological
Association)
digunakan untuk bidang psikologi dan sosial. Model ini lebih
mengutamakan tahun. Nama depan pengarang tidak diketahui secara lengkap oleh
pembaca.
c.
Turabian
untuk bidang sosial. Model Chicagoo juga demikian, untuk bidang
sosial dan juga jurnalistik.
d.
Chicago
hampir sama dengan model Turabian.
e.
IEEE
memiliki ciri khas, penulisan tahun dibelakang. Model ini
digunakan dalam bidang ilmu komputer, teknik dan elektro.
Dalam makalah ini akan dijelaskan satu model sitasi, yaitu APA.
Hal ini
penting untuk membekali diri dalam penulisan karya ilmiah, baik skripsi, tesis maupun disertasi. Jika kita telah memahami satu model sitasi, maka kita tidak akan lagi kebingungan jika harus menuliskan kutipan langsung, parafrasa maupun menyusun daftar pustaka.
penting untuk membekali diri dalam penulisan karya ilmiah, baik skripsi, tesis maupun disertasi. Jika kita telah memahami satu model sitasi, maka kita tidak akan lagi kebingungan jika harus menuliskan kutipan langsung, parafrasa maupun menyusun daftar pustaka.
Model APA ( American Psycological Association)
Mensitasi di dalam teks
1.
Awal kalimat
Widodo (2006) mengemukakan bahwa pemerintah local merupakan
pemerintahan yang didekatkan dengan rakyat.
2.
Tengah kalimat
Setelah mencermati keadaan dilapangan, Widodo (2007) menyatakan
bahwa pengelolaan kepentingan publik bisa dilakukan pemerintah dan masyarakat.
3.
Akhir kalimat
Stereotype merupakan pandangan umum suatu kelompok tentang kelompok
lain (Iskan, 2007).
4.
Tiga samapi 5 pengarang. Contoh:
Thomas, Smith, and Jonet (2007) atau (Thomas, Smith, and Jonet, 2007)
5.
Terdiri enam orang pengarang atu
lebih, maka cukup disebutkan pengarang pertama. Contoh: ( Thomas et al., 2007).
Mengutip dari sumber kedua
Anda barangkali pernah menemui melakukan paraphrase dari sumber
sekunder atau bukan dari sumber primer. Akan selalu lebih baik jika dalam mendukung karya ilmiah yang kita tulis, kita menggunakan sumber -sumber primer. Namun jika tidak memungkinkan mendapatkan sumber primer, berikut cara menuliskan kutipan sumber sekunder.
sekunder atau bukan dari sumber primer. Akan selalu lebih baik jika dalam mendukung karya ilmiah yang kita tulis, kita menggunakan sumber -sumber primer. Namun jika tidak memungkinkan mendapatkan sumber primer, berikut cara menuliskan kutipan sumber sekunder.
Di dalam teks:
Menurut McClelland (dikutip dalam Thoha, 2005), McClelland
menyatakan bahwa seseroang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik.
menyatakan bahwa seseroang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik.
Di dalam daftar pustaka:
Thoha, M. (2005). Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja
Grafindo
Format Sitasi dalam Daftar Pustaka
Daftar pustaka tidak dapat dilepaskan dengan sebuah karya tulis
ilmiah. Daftar pustaka sebagai salah satu bentuk pengakuan intelektual penulis
kepada penulis lain, atas rujukan yang dia gunakan. Dalam penulisan daftar
pustaka, beberapa institusi memiliki ketentuan sendiri. Demikian pula
masing-masing penerbitan jurnal, mereka memiliki gaya masing-masing dalam
penulisan daftar pustaka. Gaya penulisan daftar pustaka, masuk menjadi bagian
dari gaya selingkung penulisan artikel penerbitan suatu jurnal. Dengan demikian
ketika akan mengirimkan
hasil penelitian berupa artikel ilmiah kepada satu redaksi jurnal tertentu, penulis harus memperhatikan gaya selingkung tersebut. Dan juga perlu diingat bahwa sitasi yang digunakan dalam teks, harus tertuang dalam daftar pustaka, demikian juga sebaliknya.
hasil penelitian berupa artikel ilmiah kepada satu redaksi jurnal tertentu, penulis harus memperhatikan gaya selingkung tersebut. Dan juga perlu diingat bahwa sitasi yang digunakan dalam teks, harus tertuang dalam daftar pustaka, demikian juga sebaliknya.
Sama dengan sitasi di dalam teks, di dalam daftar pustaka,
masing-masing model memberikan berbagai format sitasi di dalam daftar pustaka.
Seperti juga format di dalam teks, disini dicontohkan format sitasi di dalam
daftar pustaka, sesuai model APA ( American Psycological Association).
1.
Buku; Nama pengarang. (tahun). Judul
buku. Tempat Terbit: Nama Penerbit.
a.
Buku dengan satu orang
pengarang/penulis. Wursanti, I. (1992). Manajemen
kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius
b.
Buku dengan dua atau lebih
pengarang.
Fakih, A.R., & Wijayanto, I. (2005). Kepemimpinan Islam.
Yogyakarta: UII Press.
Fakih, A.R., & Wijayanto, I. (2005). Kepemimpinan Islam.
Yogyakarta: UII Press.
c.
Buku yang tidak diketahui
Pengarangnya.
Judul buku. (Tahun). Tempat terbit: Nama
Penerbit
The Alternative medicine handbook. (1994). New York: Crescent
Books.
The Alternative medicine handbook. (1994). New York: Crescent
Books.
2.
Terbitan Berkala ( Jurnal/majalah)
Pengabjadan didasarkan pada nama akhir (last name), diikuti
inisial.
Jika tidak dijumpai nama pengarang, maka judul artikel dituliskan di
bagian awal.
Jika tidak dijumpai nama pengarang, maka judul artikel dituliskan di
bagian awal.
Tanggal jurnal, tuliskan ( Tahun, Bulan). Judul Artikel, ditulis
dengan
huruf capital pada kata pertama dan subjudul. Judul jurnal, ditulis
dengan huruf capital pada tiap kata, kecuali kata depan.
Format penulisan sebagai berikut:
huruf capital pada kata pertama dan subjudul. Judul jurnal, ditulis
dengan huruf capital pada tiap kata, kecuali kata depan.
Format penulisan sebagai berikut:
Nama pengarang. (Tahun). Judul artikel. Judul Jurnal/Majalah,
volume (nomor), nomor halaman
volume (nomor), nomor halaman
Contoh:
Alam, S. (2007). Kompetensi pustakawan mengajar. Media
Pustakawan, 14 (3), 5-11.
Alam, S. (2007). Kompetensi pustakawan mengajar. Media
Pustakawan, 14 (3), 5-11.
a.
Dua sampai tujuh penulis.
Anwar, A., & Arikunti, S. (2010). Perpustakaan dan budaya
masyarakat. Berkala Perpustakaan Indonesia, 2 (3), 11-22.
masyarakat. Berkala Perpustakaan Indonesia, 2 (3), 11-22.
b.
Delapan atau lebih penulis.
Maka penulis satu sampai dengan enam ditulis, kemudian diikuti tanda
titik 3 kemudian ditulis penulis ke delapan.
c.
Jurnal/artikel dengan DOI (Digital
Object Identifier)
Gerry, R. (2000). Tempo training for freestyle, Journal of
Swimming Technique,, 34 (10), 40-43. doi:10.1022/0202-
9822.77.4.444
Swimming Technique,, 34 (10), 40-43. doi:10.1022/0202-
9822.77.4.444
d.
Artikel dari website.
Getweed, R., (2007). Information literacy for distance
students. Journal of Library Administration, 34, (2), 40-45.
Retrieved from http://www.jla.org/
students. Journal of Library Administration, 34, (2), 40-45.
Retrieved from http://www.jla.org/
e.
Artikel dari Database.
Jeanning, B. (1993). Lessons Learned in trenches. Leadeship,
4(3), 9-19. Retrived from JSTOR database
4(3), 9-19. Retrived from JSTOR database
3.
Disertasi, Tesis dan skripsi
Dari database institusi:
Istiana, P. (2012). Evaluasi situs web Perpustakaan Fakultas
Geografi Universitas Brawijaya. (Tesis Master, Universitas Brawijaya). Diakses
dari Diakses dari http://etd.ub.ac.id/
C. PENUTUP
Ketika kita
mengutip baik langsung maupun dengan melakukan parafrasa, jangan lupa untuk
tetap selalu menyebutkan sumber aslinya. Hal ini menghindarkan kita dari
plagiarisme. Dalam menulis sebuah karya ilmiah, kita harus memperhatikan gaya
pengutipan pada tiap-tiap institusi, karena mereka memiliki ketentuan yang
berbeda-beda. Pemahaman tentang format sitasi akan memudahkan ketika kita
melakukan penulisan suatu karya ilmiah.
Daftar Rujukan
Baskoro, D.G. (2013, April ). Plagiarisme
dan pembuatan sitasi. Materi Pelatihan
Kursus Pelatihan Instruktur Literasi Informasi. Universitas Padjajaran Bandung.
Citing sources using APA
manual (6thed.). www.ltu.se/cms_fs/1.78649!/.../
APA_6th_ed.pdf
Soelistyo, H. (2011). Plagiarisme:
Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Zulkarnain., H. (2012, Mei).
Menghindari perangkap plagiarisme dalam
menghasilkan karya tulis ilmiah. Makalah disampaikan pada Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah, Lembaga Penelitian
Universitas Jambi.
Semoga Bermanfaat salam : Arif Andrian
No comments