10 Tempat Menarik di Bojonegoro (Top 10 Attraction Places in Bojonegoro)

Share:

Bojonegoro, my small town yang woles motion ternyata memiliki tempat-tempat menarik yang bisa di kunjungi. Tidak ada salahnya ketika saya kembali ke kota ini, ingin lebih erat mengenalnya dan mempublikasikan tempat-tempat menarik ini.


1. Khayangan Api
Khayangan Api adalah sumber api alam yang muncul dari dalam tanah. Terletak di dalam hutan jati di desa Sendangharjo sejauh 21 km sebelah selatan kota Bojonegoro. Di sebelah barat Khayangan Api terdapat kolam lumpur yang mengandung belerang,  yang mana pada jaman dahulu di gunakan untuk membuat keris oleh Mpu Kriyo Kusumo. Masyarakat Bojonegoro masih percaya bahwa sumber api ini tempat yang sakral, Api ini juga di gunakan untuk keperluan upacara penting di jaman dahulu hingga sekarang, seperti pada saat Hari Jadi Bojonegoro setiap tahun nya.
  
Khayangan Api is the place where the eternal flame comes out from the ground.  Located in Sendangharjo village 21 km south of Bojonegoro, nestled among the teak forest. In the west side of Khayangan Api, there is a mud pond containing sulfur which in the past used by Mpu Kriyo Kusumo to make and craft the steel weapon such as Keris. Bojonegoro people are still believe that this fire source is sacred, the fire is used for important ceremony that had done in the past also for today like when the Bojonegoro Anniversary taking place every year

2. Waduk Pacal 
Waduk Pacal di bangun pada tahun 1933 ketika penjajahan Belanda sedang berlangsung di Indonesia. Dengan total luas 3.878 Ha dan kedalaman mencapai 25 m, waduk ini sebelumnya di fungsikan untuk pengairan. Pada saat ini Waduk Pacal juga menjadi sebagai salah satu tempat tujuan wisata di Bojonegoro yang di lengkapi dengan fasilitas pemancingan, perahu kayu dan sepeda air. Waduk Pacal terletak di daerah Temayang sekitar 35 km sebelah selatan kota Bojonegoro.  

Pacal Resevoir was built in 1933 during dutch colonial goverments in Indonesia. With 3.878 Ha in wide and 25 m in depth this reservoir is used to be irrigation reservoir. Today this reservoir is mainly used as tourist attraction site in Bojonegoro and is completed with the facility of fishing area, wooden boat and water cycling. Waduk Pacal located at Temayang district 35 km to the south of Bojonegoro.



3. Tambang Minyak Traditional
Terletak di desa Hargomulyo dan Wonocolo sejauh 50 km di sebelah barat daya kota Bojonegoro. Masyarakat setempat menggali dan mengeluarkan minyak dari sumur kecil dan memproses minyak tersebut secara manual. Kedalaman sumur minyak tradisional ini bisa mencapai 800 m.

Traditional Oil Mining

This traditional oil mining located in Hargomulyo and Wonocolo village about 50 km northwest Bojonegoro. The people manually dig the small well to pull the oil out and process the oil in traditional way. The well could reach up to 800 m depth.


4. Petilasan Angling Dharma
Prabu Angling Dharma merupakan salah satu tokoh legendaris masyarakat Jawa. Petilasan ini dulunya di anggap sebagai gerbang menuju tempat pemandian Dewi Setyowati yaitu “Tanah Embat” tempat dimana Sang Dewi bertemu dengan Prabu Angling Dharma yang menyamar menjadi burung Meliwis Putih, di saat sebelum Sang Dewi yang kemudian menjadi istri Sang Prabu. Petilasan yang berupa reruntuhan batu bata ini dinamakan Pakon Watu. Terdapat juga sisa-sisa reruntuhan di atas bukit kecil de sebelah timur Pakon Watu yang di anggap dulunya sebagai pendopo dari pemandian ini. Petilasan Angling Dharma terletak di desa Wotan Ngare, Kecamatan Kalitidu sejauh 21 km sebelah barat kota Bojonegoro.

Angling Dharma Remains
Prabu Angling Dharma is one of legendary figure of Javanese people. The remains are presumed as the main gate to the bathing place of Dewi Setyowati "Tanah Embat" when she met with the white bird Meliwis Putih as manifest of Angling Dharma, before becoming his wife. The remains are piles of stone named as Pakon Watu. There also remains on the small hill at the east of Pakon Watu presumed as the main hall of this bathing place. The Angling Dharma remains located at Wotan Ngare village, Kalitidu district about 21 km west part of Bojonegoro.


 5. Kerajinan bubut Kayu Jati

Terletak di desa Batokan, kecamatan Kasiman sekitar 45 km di sebelah barat kota Bojonegoro. Desa ini merupakan pusat kerajinan bubut Kayu Jati, dimana banyak di temukan kerajinan tangan yang terbuat dari Kayu Jati. 

Teak Wood Crafts
Located in Batokan village, Kasiman district 45 km at the west of Bojonegoro. This village is central of teak wood lathe craft, where we can find authentic souvenirs made from the teak wood.



 6. Batik Jonegoroan
Adalah nama batik khas Bojonegoro yang memiliki 14 motif.  Ke-14 motif tersebut merupakan visualisasi potensi yang di miliki kabupaten Bojonegoro, seperti motif daun jati, jagung, daun tembakau, pola tanaman padi. Pusat perngrajin Jonegoroan Batik ada di desa Temayang, Purwosari dan Sumberjo.

Jonegoroan Batik 

Is the name of typically batik of Bojonegoro that has 14 different patterns, each pattern is visualization of Bojonegoro regency resources such pattern of teak leaves, corns, tobbaco plants, rice straws pattern. The central Jonegoroan Batik workshop is at Temayang village, Purwosari and Sumberjo district.


7. Wayang Thengul
Merupakan pertunjukan wayang traditional yang secara nasional di akui sebagai ikon milik kabupaten Bojonegoro. Thengul atau “Methungul” berarti muncul, karena pada saat petunjukan dalang harus berusaha menunjukan wayang dengan mengangkat wayang agar muncul dan terlihat oleh penonton. Pertunjukan Wayang Thengul kebanyakan menceritakan tentang legenda rakyat Bojonegoro dan jaman kerajaan di masa lampau. 

Is traditional phuppet show which nationally admitted as the icon of Bojonegoro regency. Thengul or "Methungul" means appears, is since that the puppeteer should raise up the phuppet to the audiences. Wayang Thengul show mostly tells story about the folk’s tale and the past kingdom in Bojonegoro.



8. Belimbing Ngringinrejo
Belimbing desa Ngringinrejo berbentuk lebih besar dan lebih manis daripada buah belimbing biasa. Desa ini merupakan salah satu Agro Wisata di Bojonegoro, dimana para tamu bisa memetik buah belimbing besar langsung dari pohon nya. Luas area Agro Wisata ini mencapai 21 ha yang terletak di desa Ngringinrejo 15 km arah barat kota Bojonegoro.

Belimbing or starfruit of village Ngringinrejo is bigger and sweeter that common starfruit. This village is appointed as one of Agro Tourism in Bojonegoro, where the guest could harvesting the fresh starfruits from the tree. The area is about 21 ha wide that located at Mojo and Ngringinrejo village 15 km to the west of Bojonegoro 



9. Budaya Masyarakat Samin
Masyarakat Samin adalah suatu komunitas masyarakat yang masih teguh menjujung tinggi ajaran Samin Surosentiko, yaitu kesederhanaan, keterbukaan, keikhlasan dan selalu menjaga keseimbangan alam. Komunitas Samin tinggal berkelompok di desa Jepang, kecamatan Margomulyo , sekitar 60 km dari kota Bojonegoro

Samin society is a group javanese community that still holding firm the Samin Surosentiko ideology which teachs about simplicity, openness, sincerity and consistency keeps the balance of life. The Samin society is living in a group at Jepang village, Margomulyo district, 60 km from Bojonegoro.

10. Tari Thengul

Tari Thengul adalah tarian khas Bojonegoro. Di pentaskan sebagai tari penyambutan selamat datang. Tarian ini di peragakan oleh 5-10 penari puteri dengan iringan Gamelan Laras Slendro.
Thengul Dance is traditional dance of Bojonegoro people. The dance is performed as welcome dance by 5 to 10 dancers with accompaniments of Gamelan Laras Slendro (traditional music instrument).


Semoga Bermanfaat salam : Arif Andrian

No comments