PERBEDAAN INDIVIDU DALAM KOMPETENSI AKADEMIK

Share:
PERBEDAAN INDIVIDU DALAM KOMPETENSI AKADEMIK


Abstrak

Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam factor, yang faktor yang lain dengan satunya memiliki andil dalam pendidikan. Salah satu tugas yang diemban oleh para pendidik adalah memahami akan berbagai faktor pendukung pendidikan tersebut. Diantara berbagai faktor tersebut adalah bagaimana para pendidik bisa memahami akan situasi dan kondisi, baik lingkungan maupun peserta didik itu sendiri.

Kata-kata kunci: pendidikan, peserta didik.



Pendahuluan
Perbedaan individu penting dibahas dan dipahami oleh pendidik agar para pendidik bisa memahami perbedaan dari asing-masing peserta didik. setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda" sehingga sering timbulnya permasalahan akibat perbedaan itu. Permasalahan ini kita akan mengetahui berbagai macam perbedaan individu" diantaranya perbedaan kognitis" perbedaan kecakapan bahasa" perbedaan kecakapan motorik" perbedaan latar belakang" perbedaan bakat" perbedaan kesiapan belajar" perbedaan tingkat pencapaian" perbedaaan lingkungan keluarga" latar belakang budaya dan etnis" dan faktor pendidikan.

Pembahasan
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang . sejak ratusan tahun sebelum masehi manusia telah menjadi ob!ek filsafat baik objek normal  yang mempersoalkan hakikat manusia maupun ob!ek material !ang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang" perseorangan" dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membaca perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya.
Pada umumnya, kemampuan sering disamaratakan dengan kecerdasan. Dalam konteks perbedaan individual, kecerdasan merujuk pada kemampuan belajar siswa. Sejak lahir manusia diberi kecerdasan yang berbeda-beda. Perbedaan kecerdasan tersebut dapat dilihat dari perbedaan skor IQ yang didapat dari hasil test kecerdasan. Angka yang didapatkan dari skor menunjukkan tingkatan kemampuan intelejen siswa. Dari penggolongan skor IQ tersebut, terdapat dua jenis golongan yang perlu mendapat perhatian yaitu gifted dan retarded.
individu mempunyai cara tersendiri dalam memahami sesuatu. Begitu pula cara siswa dalam menyerap materi pelajaran yang didapatkan dari guru berbeda-beda. Gaya belajar siswa berkaitan dengan cara belajar yang mereka sukai, atau yang mereka anggap paling efektif. Gaya belajar siswa juga dapat dipengaruhi bentuk kepribadiannya. Seperti siswa dengan kepribadian extrovert akan senang dengan pembelajaran yang melibatkan kelompok. Siswa yang introvert lebih menyukai belajar di tempat yang tenang. Namun gaya belajar tidak bersifat statis, artinya dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi. Misalnya dalam pembelajaran matematika yang membutuhkan visualisasi dan praktek dalam kehiuspan sehari-hari. Siswa yang terbiasa belajar sendiri mungkin akan merasa kesulitan dalam visualisasi dan membutuhkan bantuan orang lain. Siswa tersebut mau tidak mau harus bertanya pada siswa lain, dengan begitu akan terciptalah kelompok diskusi.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di dalam sebuah proses pembelajaran terdapat siswa dengan berbagai perbedaan individual. Perbedaan itu sangatlah lumrah dan tidak dapat dihindari. Sebagai seorang pengajar yang baik, guru tidak dapat meniadakan perbedaan-perbedaan tersebut dengan menganggap semua siswa sama. Oleh karena itu dibutuhkan upaya dalam menyikapi perbedaan-perbedaan setiap siswa. Upaya tersebut dapat berupa cara mengajar yang bervariatif.
Menyikapi perbedaan kemampuan siswa di dalam kelas dapat dengan cara variasi dalam penyampaian materi. Siswa dengan kecerdasan tinggi dapat menerima materi yang diajarkan dengan cepat. Namun siswa yang mempunyai kecerdasan rata-rata kebawah mungkin akan membutuhkan sekali dua kali pengulangan lagi. Siswa gifted membutuhkan perhatian khusus agar tidak terjadi ketimpangan dengan siswa lainnya. Guru menjelaskan materi secara umum untuk seluruh siswa. Kemudian guru memberikan soal-soal latihan bagi siswa-siswa yang dirasa telah jelas dengan materi yang disampaikan. Setelah itu guru menanyakan lagi kepada siswa lainnya jika ada materi yang perlu dijelaskan kembali.
Perbedaan kepribadian dan gaya belajar siswa dapat disikapi dengan variasi metode pengajaran oleh guru. Pada pertemuan pertama biasanya digunakan guru untuk mengobservasi macam-macam perilaku siswa ketika di kelas, sehingga guru mempunyai referensi untuk menentukan metode mengajar yang akan digunakan. Misalnya untuk menyikapi anak extroversion, guru sesekali mengadakan diskusi kelompok untuk memudahkan belajar siswa extrovert. Pemberian tugas mandiri atau tugas rumah akan memberi kesempatan siswa introvert untu lebih memahami materi sendiri.
Menyikapi siswa yang kritis diperlukan metode pembelajarn yang terbuka. Memberi kesempatan siswa untuk mencoba dan membuktikan jawaban yang benar atau salah. Guru juga harus memberi jalan untuk siswa yang mengeksplorasi materi yang diajarkan. Tetapi perlu diperhatikan agar tidak memaksakan kehendak kepada siswa-siswa karena akan menjadi beban mereka. Selain itu guru diharapkan dapat memberi motivasi secara terus menerus kepada siswa untuk dapat berprestasi


Penutup
Dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika, sudah sewajarnya terdapat perbedaan antara siswa satu dengan yang lain. Tugas seorang guru adalah memenuhi kebutuhan setiap siswanya. Dengan memahami perbedaan individu yang ada pada siswa-siswanya, guru dapat mengantisipasi dengan memberikan metode pembelajaran yang bervariatif sehingga semua siswanya dapat mengikuti pembelajaran matematika dengan baik.

Daftar Rujukan
Amir Al Maruzy. 2010. Karakteristik dan Perbedaan Individu. (http://edukasi.kompasiana.com). Diakses pada Senin tanggal 20 November 2015.
Pressley, M. & McCormick, C. B. 2007. Child and Adolescent Development for Educators. New York: The Guilford Press.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press




Semoga Bermanfaat salam : Arif Andrian

No comments